Senin, 07 September 2015

Aliran Romantisme



Aliran Seni Lukis Romantisisme
Aliran seni lukis romantisme sebenarnya telah dirintis oleh Adam Elsheimer pada akhir abad ke 16 dan Claude Lorrain abad ke 17. Akan tetapi, aliran Romantisme mendapat momentum pada akhir abad ke 18 ketika elemen heroik yang terdapat pada Neoklasisisme menjadi populer. Masuknya era romantisme mendorong lahirnya berbagai karya seni lukisan, sajak, atau simfoni yang tetap populer hingga kini.
Romantisme berkembang pesat di Eropa sejak akhir abad ke 18 dan mencapai puncak perkembangannya di berbagai wilayah pada periode sekitar tahun 1800 hingga 1850. Aliran ini merupakan reaksi atas Revolusi Industri dimana karyanya memperbarui norma sosial dan politik yang berlaku di masyarakat. Selain melahirkan berbagai karya seni yang monumental, aliran Romantisme juga berdampak pada bidang politik, serta dalam jangka panjang mempengaruhi pertumbuhan dari apa yang dipahami tentang nasionalisme.
Momen Revolusi Prancis dianggap sebagai salah satu faktor yang paling mempengaruhi perkembangan aliran Romantisme, meskipun romantisme sering dianggap berawal dari gerakan Sturn und Drang di Jerman. Romantisme meyakini bahwa penghargaan terhadap upaya heroik atas seseorang akan meningkatkan kualitas dari masyarakat. Melewati pertengahan abad 19, Realisme berkembang dan menggantikan Romantisme serta mempengaruhi pemahaman dalam berbagai aspek sosial, politik, dan nasionalisme.
Kelahiran Istilah Romantisme
Kata romantisme berakar dari istilah “Roman” seperti romance dan romanesque. Akan tetapi, pada era dimana romantisme lahir, kata “romantic” berkembang di Inggris dan Prancis dengan arti yang sama: kata yang melambangkan pujian terhadap keindahan suatu fenomena alam seperti lautan biru atau terbenamnya matahari. Penggunaan kata “roman” dan turunannya pertama kali dalam ruang lingkup seni terjadi pada tulisan berjudul “Dialogue on Poetry” karya Schlegel bersaudara yang terbit di tahun 1800. Istilah ini tidak langsung populer hingga memasuki era 1820an dimana Romantisme dikenal sebagai aliran karya seni yang mengusung nuansa roman yang lebih emosional dibanding pendahulunya.
Romantisme berkembang di berbagai negara melalui media artistik dan pemikiran yang berbeda. Periode ini tidak hanya terjadi pada seni lukis, melainkan pada seni literatur dan musik. Setelah melewati 1850, aliran romantisme memudar dan dianggap mengalami penurunan. Perkembangan romantisme diperkirakan berakhir setelah memasuki abad ke 20.




Karakteristik Aliran Romantisme
Romantisme menekankan pada perasaan yang ingin disampaikan oleh seniman. Samuel Taylow Coleridge meyakini adanya hukum alam dimana imajinasi akan muncul secara tak sadar jika dibiarkan begitu saja. Konsep seperti ini merupakan kunci dari Romantisme. Konsep dimana seniman jenius akan mampu menciptakan karya orisinil melalui proses kreasi dari nol. Ide seperti inilah yang sering disebut “romantic originality.” Mengikuti konsep tersebut, terdapat beberapa karakteristik yang muncul secara dominan pada aliran romantisme.
  1. Penekanan pada emosi.
    Lukisan pada periode Romantisme mengandung emosi dan semangat yang begitu kental yang tertuang pada kanvas. Lukisan tersebut harus mampu membangkitkan perasaan. Bahkan lukisan potret pribadi saja tidak bisa hanya ditampilkan secara utuh, melainkan harus melibatkan sentuhan dari seniman dengan memanfaatkan lingkungan sekitar pada lukisan tersebut untuk membangkitkan emosi seperti kejujuran, kemarahan, kesendirian, atau kebaikan.
  2. Alam itu berbahaya.
    Pada era romantisme, alam merupakan salah satu tema yang sering ditampilkan. Akan tetapi, nuansa yang ditampilkan adalah alam dapat mengalami perubahan tanpa diperkirakan sama sekali dan dapat membunuh semua yang berada di dalamnya. Ada begitu banyak lukisan seperti kapal tenggelam, kebakaran, banjir, atau sambaran petir. Penggambaran ini sejalan dengan kondisi di awal abad ke 19 dimana sering terjadi bencana alam yang masih belum diketahui penyebabnya.
  3. Menampilkan keadaan terkini.
    Lukisan di era romantisme sering mengambil inspirasi dari kejadian terkini. Para seniman di era tersebut banyak menampilkan kembali berbagai fenomena yang terjadi pada periode tersebut. Menariknya, lukisan tersebut sering menampilkan secara utuh seperti apa kejadian tersebut berlangsung diikuti dengan emosi yang dirasakan oleh mereka yang berada di tempat tersebut.
  4. Tidak memiliki teknik, tema, atau gaya yang utuh.
    Romantisme berbeda dengan aliran lainnya yang menonjolkan keterampilan dan kerumitan dalam pengerjaannya. Yang terpenting dalam romantisme adalah bagaimana seniman dapat menyampaikan perasaannya melalui kanvas. Meskipun demikian, bukan berarti seniman yang berkarya pada romantisme tidak menguasai keterampilan melukis yang handal. Hanya saja, teknik bukanlah yang utama dalam mengekspresikan lukisan menurut aliran romantisme.
Romantisme juga tidak seperti aliran lainnya yang memanfaatkan seni sebagai media menyampaikan pesan atau propaganda. Seniman romantisme yang berkarya di zamannya hanya menyampaikan perasaan yang ia rasakan disaat tersebut tanpa berniat menyampaikan pesan atau propaganda tertentu.
Perkembangan Romantisme di Berbagai Negara
Eugene Delacroix
Pergerakan Romantisme berawal di Jerman dimana berbagai seniman merespon perubahan jaman dengan melihat kembali apa yang terjadi di masa lalu. Mereka terinspirasi oleh masa sentimental seperti yang terjadi di abad pertengahan dimana saat itu manusia hidup secara harmonis dengan menyeimbangkan diri mereka dengan sekitar. Para seniman ini sebenarnya menciptakan karya yang memiliki kemiripan dengan gaya lukisan era Neoklasisisme. Perbedaannya, seniman Neoklasik menjadikan masa lalu untuk dikaji ulang secara rasional dan ditampilkan dalam lukisan mereka, sementara para seniman Romantis melihat ke masa lalu untuk membangkitkan intuisi emosional yang kemudian tertuang ke dalam lukisan.
Tema yang banyak diangkat oleh seniman Romantisme Jerman adalah lukisan pemandangan. Lukisan tersebut umumnya melibatkan pemandangan di wilayah pedesaan, menampilkan nuansa kerinduan dari kejauhan, serta motif kesedihan seperti reruntuhan ranting dan dedaunan. Tema ini menggambarkan alam yang fana dan terbatas dalam kehidupan kita.
Perkembangan aliran Romantisme di Jerman turut memicu kelahiran gerakan seni Romantis di Spanyol. Salah satu seniman pelopor Romantisme bernama Francisco de Goya muncul sebagai penggerak dan menjadi salah satu ikon dari aliran Romantisme di seluruh dunia. Karya de Goya seolah tidak rasional, imanjinatif, bernuansa fantasi, namun menonjolkan teror.
Bersama dengan Spanyol, Prancis juga menjadi negara yang merasakan munculnya gerakan Romantisme. Bahkan bisa dibilang negara yang paling produktif memberikan kontribusi terhadap perkembangan seni lukis Romantisme. Berakhirnya era Napoleon dan kembalinya Prancis ke era monarki mendorong berkembangnya aliran Romantisme. Tidak seperti Jerman yang menggambarkan tentang pemandangan, seniman Romantisme Prancis mengeksplorasi berbagai tema lukisan, termasuk lukisan potret dan sejarah.
Eugene Delacroix menjadi pemimpin dari gerakan Romantisme di Prancis. Lukisannya menampilkan warna yang tegas dan kibasan kuas yang ekspresif untuk memancing emosi dan membangkitkan gairah para penikmat seni. Ia sengaja menghidupkan kembali gaya melukis tempo dulu yang mengutamakan komposisi gambar atau warna. Salah satu karyanya berjudul “Liberty Leading the People” menjadi masterpiece aliran Romantisme yang menggambarkan secara utuh kejadian Revolusi Prancis di tahun 1830.
Aliran romantisme juga menyebar ke Inggris dimana William Turner dianggap sebagai pelukis aliran Romantisme yang lahir di saat tersebut. Caranya memilih warna dan menggunakan kuas membuat emosi yang ingin ia sampaikan seolah tersembunyi. Pada salah satu karya William Turner bernama “Snowstorm: Steam-Boat off a Harbour’s Mouth” yang diperkenalkan pada 1842, Turner mencoba menerjemahkan suasana yang terjadi ke dalam bahasa lukisan. Karya ini banyak memberi pengaruh pada aliran lukisan abstrak modern.