Aliran Seni Lukis Romantisisme
Aliran seni
lukis romantisme sebenarnya telah dirintis oleh Adam Elsheimer pada akhir
abad ke 16 dan Claude Lorrain abad ke 17. Akan tetapi, aliran Romantisme
mendapat momentum pada akhir abad ke 18 ketika elemen heroik yang terdapat pada
Neoklasisisme menjadi populer. Masuknya era romantisme mendorong
lahirnya berbagai karya seni lukisan, sajak, atau simfoni yang tetap
populer hingga kini.
Romantisme
berkembang pesat di Eropa sejak akhir abad ke 18 dan mencapai
puncak perkembangannya di berbagai wilayah pada periode sekitar tahun 1800
hingga 1850. Aliran ini merupakan reaksi atas Revolusi Industri dimana karyanya
memperbarui norma sosial dan politik yang berlaku di masyarakat. Selain
melahirkan berbagai karya seni yang monumental, aliran Romantisme juga
berdampak pada bidang politik, serta dalam jangka panjang mempengaruhi
pertumbuhan dari apa yang dipahami tentang nasionalisme.
Momen Revolusi
Prancis dianggap sebagai salah satu faktor yang paling mempengaruhi
perkembangan aliran Romantisme, meskipun romantisme
sering dianggap berawal dari gerakan Sturn und Drang
di Jerman. Romantisme meyakini bahwa penghargaan terhadap upaya heroik
atas seseorang akan meningkatkan kualitas dari masyarakat. Melewati pertengahan
abad 19, Realisme berkembang dan menggantikan Romantisme serta mempengaruhi
pemahaman dalam berbagai aspek sosial, politik, dan nasionalisme.
Kelahiran Istilah
Romantisme
Kata romantisme
berakar dari istilah “Roman” seperti romance dan romanesque. Akan tetapi, pada
era dimana romantisme lahir, kata “romantic” berkembang di Inggris dan Prancis
dengan arti yang sama: kata yang melambangkan pujian terhadap keindahan suatu
fenomena alam seperti lautan biru atau terbenamnya matahari.
Penggunaan kata “roman” dan turunannya pertama kali dalam ruang lingkup
seni terjadi pada tulisan berjudul “Dialogue on Poetry”
karya Schlegel bersaudara yang terbit di tahun 1800. Istilah ini tidak
langsung populer hingga memasuki era 1820an dimana Romantisme dikenal
sebagai aliran karya seni yang mengusung nuansa roman yang lebih emosional
dibanding pendahulunya.
Romantisme
berkembang di berbagai negara melalui media artistik dan
pemikiran yang berbeda. Periode ini tidak hanya terjadi pada seni lukis,
melainkan pada seni literatur dan musik. Setelah melewati 1850, aliran
romantisme memudar dan dianggap mengalami penurunan. Perkembangan romantisme
diperkirakan berakhir setelah memasuki abad ke 20.
Karakteristik
Aliran Romantisme
Romantisme
menekankan pada perasaan yang ingin disampaikan oleh seniman. Samuel Taylow
Coleridge meyakini adanya hukum alam dimana imajinasi akan muncul secara
tak sadar jika dibiarkan begitu saja. Konsep seperti ini merupakan kunci
dari Romantisme. Konsep dimana seniman jenius akan mampu menciptakan karya
orisinil melalui proses kreasi dari nol. Ide seperti inilah yang sering disebut
“romantic originality.” Mengikuti konsep tersebut, terdapat beberapa
karakteristik yang muncul secara dominan pada aliran romantisme.
- Penekanan pada emosi.
Lukisan pada periode Romantisme mengandung emosi dan semangat yang begitu kental yang tertuang pada kanvas. Lukisan tersebut harus mampu membangkitkan perasaan. Bahkan lukisan potret pribadi saja tidak bisa hanya ditampilkan secara utuh, melainkan harus melibatkan sentuhan dari seniman dengan memanfaatkan lingkungan sekitar pada lukisan tersebut untuk membangkitkan emosi seperti kejujuran, kemarahan, kesendirian, atau kebaikan. - Alam itu berbahaya.
Pada era romantisme, alam merupakan salah satu tema yang sering ditampilkan. Akan tetapi, nuansa yang ditampilkan adalah alam dapat mengalami perubahan tanpa diperkirakan sama sekali dan dapat membunuh semua yang berada di dalamnya. Ada begitu banyak lukisan seperti kapal tenggelam, kebakaran, banjir, atau sambaran petir. Penggambaran ini sejalan dengan kondisi di awal abad ke 19 dimana sering terjadi bencana alam yang masih belum diketahui penyebabnya. - Menampilkan keadaan terkini.
Lukisan di era romantisme sering mengambil inspirasi dari kejadian terkini. Para seniman di era tersebut banyak menampilkan kembali berbagai fenomena yang terjadi pada periode tersebut. Menariknya, lukisan tersebut sering menampilkan secara utuh seperti apa kejadian tersebut berlangsung diikuti dengan emosi yang dirasakan oleh mereka yang berada di tempat tersebut. - Tidak memiliki teknik, tema, atau gaya yang utuh.
Romantisme berbeda dengan aliran lainnya yang menonjolkan keterampilan dan kerumitan dalam pengerjaannya. Yang terpenting dalam romantisme adalah bagaimana seniman dapat menyampaikan perasaannya melalui kanvas. Meskipun demikian, bukan berarti seniman yang berkarya pada romantisme tidak menguasai keterampilan melukis yang handal. Hanya saja, teknik bukanlah yang utama dalam mengekspresikan lukisan menurut aliran romantisme.
Romantisme juga
tidak seperti aliran lainnya yang memanfaatkan seni sebagai media
menyampaikan pesan atau propaganda. Seniman romantisme yang berkarya di
zamannya hanya menyampaikan perasaan yang ia rasakan disaat tersebut tanpa
berniat menyampaikan pesan atau propaganda tertentu.
Perkembangan
Romantisme di Berbagai Negara
Pergerakan
Romantisme berawal di Jerman dimana berbagai seniman merespon perubahan jaman
dengan melihat kembali apa yang terjadi di masa lalu. Mereka terinspirasi
oleh masa sentimental seperti yang terjadi di abad pertengahan dimana saat itu
manusia hidup secara harmonis dengan menyeimbangkan diri mereka dengan sekitar.
Para seniman ini sebenarnya menciptakan karya yang memiliki kemiripan dengan
gaya lukisan era Neoklasisisme. Perbedaannya, seniman Neoklasik
menjadikan masa lalu untuk dikaji ulang secara rasional dan
ditampilkan dalam lukisan mereka, sementara para seniman Romantis melihat ke
masa lalu untuk membangkitkan intuisi emosional yang kemudian tertuang ke
dalam lukisan.
Tema yang
banyak diangkat oleh seniman Romantisme Jerman adalah lukisan pemandangan.
Lukisan tersebut umumnya melibatkan pemandangan di wilayah pedesaan,
menampilkan nuansa kerinduan dari kejauhan, serta motif kesedihan
seperti reruntuhan ranting dan dedaunan. Tema ini menggambarkan alam yang
fana dan terbatas dalam kehidupan kita.
Perkembangan
aliran Romantisme di Jerman turut memicu kelahiran gerakan seni Romantis di
Spanyol. Salah satu seniman pelopor Romantisme bernama Francisco de Goya muncul
sebagai penggerak dan menjadi salah satu ikon dari aliran Romantisme di seluruh
dunia. Karya de Goya seolah tidak rasional, imanjinatif, bernuansa fantasi,
namun menonjolkan teror.
Bersama dengan
Spanyol, Prancis juga menjadi negara yang merasakan munculnya gerakan
Romantisme. Bahkan bisa dibilang negara yang paling produktif memberikan
kontribusi terhadap perkembangan seni lukis Romantisme. Berakhirnya era
Napoleon dan kembalinya Prancis ke era monarki mendorong berkembangnya
aliran Romantisme. Tidak seperti Jerman yang menggambarkan tentang
pemandangan, seniman Romantisme Prancis mengeksplorasi berbagai tema lukisan,
termasuk lukisan potret dan sejarah.
Eugene
Delacroix menjadi pemimpin dari gerakan Romantisme di Prancis. Lukisannya
menampilkan warna yang tegas dan kibasan kuas yang ekspresif untuk
memancing emosi dan membangkitkan gairah para penikmat seni. Ia sengaja
menghidupkan kembali gaya melukis tempo dulu yang mengutamakan komposisi
gambar atau warna. Salah satu karyanya berjudul “Liberty Leading the People”
menjadi masterpiece aliran Romantisme yang menggambarkan secara utuh
kejadian Revolusi Prancis di tahun 1830.
Aliran
romantisme juga menyebar ke Inggris dimana William Turner dianggap sebagai
pelukis aliran Romantisme yang lahir di saat tersebut. Caranya
memilih warna dan menggunakan kuas membuat emosi yang ingin ia
sampaikan seolah tersembunyi. Pada salah satu karya William Turner bernama
“Snowstorm: Steam-Boat off a Harbour’s Mouth” yang diperkenalkan pada 1842,
Turner mencoba menerjemahkan suasana yang terjadi ke dalam bahasa lukisan.
Karya ini banyak memberi pengaruh pada aliran lukisan abstrak modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar