ALIRAN IMPRESIONISME
A. Pengertian
Impresionisme adalah
suatu gerakan seni dari abad 19 yang Karakteristik utamanya adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah (bahkan banyak sekali
pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam karena dianggap bukan bagian
dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas
pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut
pandang yang tidak biasa.
B. Ciri-Ciri
Ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh aliran
impresionisme
1. Goresan kuas
pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis
menangkap esensi subjek daripada detailnya.
2. Warna
didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan.
Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina
3. Bayangan
dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai
bayangan).
4. Cat tidak
ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.
5. Pengolahan
sifat transparansi cat dihindari.
6. Meneliti
sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian
diterapkan di dalam lukisan.
7. Dikerjakan
di luar ruangan (en plein air)
Sebenarnya ciri ini hampir bisa ditemui di
aliran-aliran lain, tetapi hanya impresionisme lah yang memiliki ciri tersebut
secara keseluruhan dengan sengaja.
C. Sejarah
Pada awalnya tidak hanya lukisan still life dan
potret saja yang dibuat di dalam ruangan, tetapi juga pemandangan. Hal inilah
yang kemudian mendorong seniman impresionis untuk menemukan bahwa ada kesan
yang berbeda didapatkan jika lukisan dibuat di area terbuka dengan langsung
mengamati objek yang dibuat. Mereka memakai goresan warna-warna pendek, pecah,
dan sekaligus murni (dengan arti tidak disengajakan untuk dicampur di atas
palet) untuk memberikan nyawa kepada lukisan. Penekanan lukisan kemudian bergeser
kepada kesan keseluruhan daripada detail-detail objek tertentu.
Perkembangan selanjutnya dari impresionisme adalah
penemuan bahwa yang lebih penting daripada teknik impresionisme sendiri adalah
pembedaan dalam sudut pandang. Impresionisme sebenarnya adalah seni pergerakan,
pose, dan komposisi dari permainan kesan cahaya yang dituangkan dalam
warna-warna cerah dan bervariasi.
Pada akhir abad 19, masyarakat mulai mempercayai bahwa
impresionisme adalah cara pandang yang jernih dan jujur terhadap kehidupan, meskipun
secara artisitik bukanlah pendekatan yang benar dalam pembuatan karya.
Puncak gerakan seni impresionisme di Perancis terjadi
hampir bersamaan dengan di negara lain, antara lain di Italia dengan pelukis
Macchiaioli, dan Amerika Serikat dengan pelukis Winslow Homer.
Impresionisme menjadi pelopor berkembangnya
aliran-aliran seni modern lain seperti Post-Impresionisme, Fauvisme, and
Kubisme.
D. Tokoh-Tokoh
Terdapat banyak sekali tokoh-tokoh yang menganut
aliran impresionisme, namun yang akan di bahas pada makalah ini adalah
tokoh-tokoh yang berperan dalam Aliran Impresionisme adalah sebagai berikut :
1. Frederic
Bazille
Frederic Bazille ( Desember 6, 1841– November 28, 1870) adalah seorang
pelukis Perancis Impressionist. Melukis adalah pekerjaan utamanya, ia merupakan
figur di dalam suatu pemandangan dengan mencat enplein air.
Bazille Frédéric dilahirkan di Montpellier, Hérault, Languedoc-Roussillon,
Perancis. Ia lahir di keluarga Protestan kaya. Ia menjadi tertarik akan lukisan
setelah melihat beberapa lukisan Eugène Delacroix. Keluarganya menyetujui iaa
menjadi seorang pelukis dan dia dibiarkan belajar mengecat tetapi dengan syarat
dia juga harus belajar medicine.
Bazille mulai belajar obat/kedokteran pada tahun 1859, dan pergi ke Paris
pada tahun 1862 untuk melanjutkan belajarnya. Di sana ia berjumpa dengan
Pierre-Auguste Renoir dan Sisley Alfred. Ia mulai tertarik dengan Impressionist
sehingga ia mulai belajar mengecat dan mulai mengambil kelas di Charles studio
Gleyre'S. Setelah ia selesai ujian medis pada tahun 1864, ia mulai mengecat
full-time. Sahabat karibnya antara lain Claude Monet, Sisley Alfred, dan É
douard Manet. Bazille adalah seorang yang dermawan. Ia sangat suka membantu
orang yang kurang mampu, misalnya ia membiarkan studionya untuk orang lain
gunakan.
Bazille baru berusia 23 tahun ketika ia mencat beberapa pekerjaan terbaiknya,
antara lain Pakaian Yang merah muda ( ca. 1864, Musée d'Orsay, Paris). Ia
mengecat dengan mengkombinasikan suatu lukisan seperti potret kemenakannya
sendiri. Lukisan terbaiknya dan sangat terkenal adalah Keluarga Reuni tahun
1867-1868 (Musée d'Orsay, Paris).
Bazille Frédéric bergabung disuatu Zouave sekitar Agustus 1870, setelah perjangkitan dari Peperangan Franco-Prussian. Pada 28 November
1870, ketika ia bersama unit nya di Pertempuran Beaune-La-Rolande, pegawai nya
terluka, ia mengambil perintah dan memimpin suatu sergapan pada posisi Jerman.
Ia dipukul dua kali di (dalam) serangan yang digagalkan dan meninggal di medan
perang pada usia 28 tahun.
2.
Paul Cessane
Paul Cézanne (Aix-en-Provence, 19 Januari 1839–Aix-en-Provence, 22
Oktober 1906) adalah pelukis Perancis yang hidup pada masa Post Impresionis.
Karyanya merupakan peralihan dari konsep seni abad 19 menuju kebebasan mutlak
seni di abad 20. Karyanya merupakan pemberontakan terhadap pakem impresionisme
yang saat itu sedang populer dan menjadi inspirasi seniman pembaharu seperti
gaya kubisme Picasso, meskipun gayanya sendiri belum bisa disebut kubisme.
Karyanya juga menginspirasi seniman fauvisme.
Karya-karya
Paul Cézanne memperlihatkan keahlian desain, warna, dan komposisi. Goresannya
yang repetitif, sensitif, menggairahkan, dan mengeksplorasi mengesankan
karakterisasi yang kuat. Beberapa sentuhan kuasnya sudah cukup menggambarkan
keseluruhan objek yang kompleks dan abstraksi-abstraksi yang didapatkannya dari
alam. Lukisan Cézanne juga memperlihatkan studi subjektif yang teliti,
pencarian, dan eksplorasi mendalam terhadap persepsi visual manusia.
Paul Cézanne
lahir di Aix-en-Provence, salah satu bagian dari daerah selatan Perancis pada
tanggal 19 Januari 1839. Provence adalah wilayah dengan struktur geografis yang
kompleks dan beragam, dengan banyak dataran tinggi dan gunung yang membentang
hingga bagian timur dari lembah Rhone. Iklimnya panas dan kering saat musim
panas, dan dingin saat musim dingin. Ketinggiannya bervariasi dari dataran
rendah hingga puncak gunung yang cukup mengesankan, dengan diliputi hutan pinus
dan tumbuhan di sekitar batu gunung. Suasana seperti ini sering muncul dalam
karya-karya Cézanne.
Sejak kecil
hubungan dengan ayahnya yang dikenal kasar tidak begitu baik. Hal ini bisa
dilihat dari karya-karya awal Cézanne yang memperlihatkan ekspresi kemarahan
dan frustrasi.
Masa 1859
hingga 1861 dihabiskan Cézanne untuk mendalami bidang hukum di Aix, dan mulai
mengembangkan jiwa seninya lewat pelajaran seni. Ia kemudian memutuskan
membangkang kepada keinginan ayahnya dengan berkonsentrasi penuh kepada seni
dan meninggalkan Aix menuju Paris bersama sahabat karibnya Émile Zola pada
tahun 1861. Namun ternyata ayahnya memberikan dukungan penuh, sehingga ia bisa
meneruskan hidup dengan nyaman.
Di Paris,
Cézanne bertemu Pissarro dan beberapa seniman Impressionists lain. Pengaruh Pissarro
cukup besar dalam perkembangan karya Cézanne dan mereka kadang terlihat melukis
bersama.
Karya awal
Cézanne banyak menampilkan pemandangan, dengan banyak objek besar dan berat
yang dilukis secara imajinatif. Kemudian karyanya berkembang menjadi lebih
ringan dengan pengamatan langsung sebagai hasil dari pengaruh gaya
impresionisme. Gaya Cézanne mirip dengan pendekatan arsitektural dalam rancang
bentuk. Bidang pandang dipecah menjadi beberapa bagian kecil menjadi sudut
pandang yang datar dengan beberapa sentuhan warna.
Salah satu
kata-katanya yang terkenal "Aku ingin mereka ulang sudut pandang
impresionisme menjadi lebih solid dan bertahan lama seperti karya-karya seni
yang selama ini dipajang di museum". Hal ini seolah menggambarkan
keteguhan untuk mengembangkan observasinya sendiri untuk menampilkan
objek-objek di alam dengan metoda yang lebih akurat, termasuk dengan cara
memecah permukaan objek menjadi goresan repetitif dan kecil. Cézanne memiliki
kecenderungan untuk selalu memandang objek dalam bentuk dan sentuhan-sentuhan
warna yang lebih sederhana untuk menampilkan informasi sebanyak mungkin.
Pendekatan
geometris Cézanne ini memberikan pengaruh besar terhadap gaya kubisme Pablo
Picasso, Georges Braque, dan Juan Gris. Jika karya-karya Kubisme disandingkan
dengan karya-karya akhir Cézannete, akan terlihat hubungan langsung antara
pengamatan Cézanne dengan pencapaian dalam Kubisme. Salah satu bagian penting
dari kesamaan ini adalah kedalaman dan konsentrasi yang diterapkan Cézanne
untuk memperlihatkan pengamatannya terhadap alam. Masing-masing kita memiliki
penglihatan binokular. Sebagai akibatnya setiap individu akan memiliki dua
sudut pandang sekaligus yang diolah menjadi konsep kedalaman ruang oleh bagian visual
cortex otak. Konsep inilah yang digunakan Cézanne sekaligus menjadi
pengaruh bagi gaya kubisme. Hanya saja kubisme mengembangkan konsep ini lebih
lanjut dengan tidak hanya berusaha menggunakan dua sudut pandang, tetapi banyak
sudut pandang sekaligus dalam satu karya.
Karya-karya
Cézanne pertama kali dipamerkan di Salon des Refusés pada tahun 1863, tempat
karya-karya yang ditolak oleh kurator Paris Salon. Paris Salon terus menerus
menolak karyanya dari periode 1864 hingga 1869.
Cézanne
jarang sekali memamerkan karyanya dan terus bekerja dalam keterasingan di
Provençe, jauh dari Paris. Ia berkonsentrasi dalam tiga bidang: still life,
lukisan pemandian, dan Montagne Sainte-Victoire, yang berulangkali
menjadi objek lukisannya.
Meskipun
sentuhan religius jarang sekali muncul dalam karyanya, ia tetap penganut
Katolik yang taat. Ia berkata “Saat aku memberikan penilaian terhadap seni,
Aku akan meletakkan karyaku di samping karya Tuhan seperti pohon atau bunga.
Jika bertentangan, itu bukanlah seni.”
Bagi
kalangan seni modern di abad 20, Cézanne adalah bapak konsep kesenian modern.
Pablo Picasso memanggilnya "Bapak bagi kita semua".
Menjelang
akhir hidupnya Cézanne bermusuhan dengan Zola akibat karya Zola yang dianggap
melecehkan Cézanne di novel L'Œuvre (The Masterpiece, 1886) dan
tidak pernah berbaikan kembali.
Pada 1906,
Cézanne jatuh pingsan saat membuat lukisan di luar ruangan dalam keadaan badai.
Seminggu kemudian, pada 22 Oktober, ia meninggal akibat pneumonia.
Pada 10 Mei
1999, lukisan Cézanne, Rideau, cruchon et compotier terjual seharga
AS$60,5 juta, Lukisan keempat termahal untuk masa itu.
3.
Edgar Degas
Edgar Degas (lahir di Paris, 19 Juli 1834 – meninggal
di Paris, 27 September 1917 pada umur 83 tahun), terlahir sebagai
Hilaire-Germain-Edgar De Gas (ilɛʀ ʒɛʁmɛ̃ ɛdɡɑʀ dœˈɡɑ), adalah
seorang pelukis dan pematung dari Prancis. Ia dianggap sebagai pendiri
impresionisme meskipun menolak istilah itu, dan lebih memilih disebut realis.
Sebagai juru gambar berbakat, ia banyak dikenal dengan subyek tari, dan hampir
separuh karyanya menggambarkan penari. Hal tersebut menunjukkan keahliannya
dalam penggambaran gerakan, juga subyek perlombaan dan wanita telanjang.
Potretnya dikenal akan kompleksitas psikologisnya dan penggambaran isolasi
manusia.
La Classe de
Danse (1875)
Di awal
kariernya, ambisinya adalah menjadi pelukis bersejarah, panggilan yang untuk
itu ia mempersiapkan diri dengan pendidikan akademik yang ketat dan belajar
seni klasik secara dekat. Pada awal usia 30-an, ia berubah pikiran, dan dengan
menjalankan metode tradisional pelukis bersejarah dengan menampilkan masalah
subyek kontemporer, ia menjadi pelukis klasik jaman modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar