Senin, 24 Agustus 2015

Aliran Impresionisme




ALIRAN IMPRESIONISME

A.    Pengertian
Impresionisme adalah suatu gerakan seni dari abad 19 yang Karakteristik utamanya adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah (bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam karena dianggap bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut pandang yang tidak biasa.

B.     Ciri-Ciri
Ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh aliran impresionisme
1.         Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya.
2.         Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan. Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina
3.         Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai bayangan).
4.         Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.
5.         Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
6.         Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian diterapkan di dalam lukisan.
7.         Dikerjakan di luar ruangan (en plein air)
Sebenarnya ciri ini hampir bisa ditemui di aliran-aliran lain, tetapi hanya impresionisme lah yang memiliki ciri tersebut secara keseluruhan dengan sengaja.

C.     Sejarah
Pada awalnya tidak hanya lukisan still life dan potret saja yang dibuat di dalam ruangan, tetapi juga pemandangan. Hal inilah yang kemudian mendorong seniman impresionis untuk menemukan bahwa ada kesan yang berbeda didapatkan jika lukisan dibuat di area terbuka dengan langsung mengamati objek yang dibuat. Mereka memakai goresan warna-warna pendek, pecah, dan sekaligus murni (dengan arti tidak disengajakan untuk dicampur di atas palet) untuk memberikan nyawa kepada lukisan. Penekanan lukisan kemudian bergeser kepada kesan keseluruhan daripada detail-detail objek tertentu.
Perkembangan selanjutnya dari impresionisme adalah penemuan bahwa yang lebih penting daripada teknik impresionisme sendiri adalah pembedaan dalam sudut pandang. Impresionisme sebenarnya adalah seni pergerakan, pose, dan komposisi dari permainan kesan cahaya yang dituangkan dalam warna-warna cerah dan bervariasi.
Pada akhir abad 19, masyarakat mulai mempercayai bahwa impresionisme adalah cara pandang yang jernih dan jujur terhadap kehidupan, meskipun secara artisitik bukanlah pendekatan yang benar dalam pembuatan karya.
Puncak gerakan seni impresionisme di Perancis terjadi hampir bersamaan dengan di negara lain, antara lain di Italia dengan pelukis Macchiaioli, dan Amerika Serikat dengan pelukis Winslow Homer.
Impresionisme menjadi pelopor berkembangnya aliran-aliran seni modern lain seperti Post-Impresionisme, Fauvisme, and Kubisme.

D.    Tokoh-Tokoh
Terdapat banyak sekali tokoh-tokoh yang menganut aliran impresionisme, namun yang akan di bahas pada makalah ini adalah tokoh-tokoh yang berperan dalam Aliran Impresionisme adalah sebagai berikut :

1.         Frederic Bazille

Frederic Bazille ( Desember 6, 1841– November 28, 1870) adalah seorang pelukis Perancis Impressionist. Melukis adalah pekerjaan utamanya, ia merupakan figur di dalam suatu pemandangan dengan mencat enplein air.
Bazille Frédéric dilahirkan di Montpellier, Hérault, Languedoc-Roussillon, Perancis. Ia lahir di keluarga Protestan kaya. Ia menjadi tertarik akan lukisan setelah melihat beberapa lukisan Eugène Delacroix. Keluarganya menyetujui iaa menjadi seorang pelukis dan dia dibiarkan belajar mengecat tetapi dengan syarat dia juga harus belajar medicine.
Bazille mulai belajar obat/kedokteran pada tahun 1859, dan pergi ke Paris pada tahun 1862 untuk melanjutkan belajarnya. Di sana ia berjumpa dengan Pierre-Auguste Renoir dan Sisley Alfred. Ia mulai tertarik dengan Impressionist sehingga ia mulai belajar mengecat dan mulai mengambil kelas di Charles studio Gleyre'S. Setelah ia selesai ujian medis pada tahun 1864, ia mulai mengecat full-time. Sahabat karibnya antara lain Claude Monet, Sisley Alfred, dan É douard Manet. Bazille adalah seorang yang dermawan. Ia sangat suka membantu orang yang kurang mampu, misalnya ia membiarkan studionya untuk orang lain gunakan.
Bazille baru berusia 23 tahun ketika ia mencat beberapa pekerjaan terbaiknya, antara lain Pakaian Yang merah muda ( ca. 1864, Musée d'Orsay, Paris). Ia mengecat dengan mengkombinasikan suatu lukisan seperti potret kemenakannya sendiri. Lukisan terbaiknya dan sangat terkenal adalah Keluarga Reuni tahun 1867-1868 (Musée d'Orsay, Paris).
Bazille Frédéric bergabung disuatu Zouave sekitar  Agustus 1870, setelah perjangkitan dari  Peperangan Franco-Prussian. Pada 28 November 1870, ketika ia bersama unit nya di Pertempuran Beaune-La-Rolande, pegawai nya terluka, ia mengambil perintah dan memimpin suatu sergapan pada posisi Jerman. Ia dipukul dua kali di (dalam) serangan yang digagalkan dan meninggal di medan perang pada usia 28 tahun.

2.         Paul Cessane

Paul Cézanne (Aix-en-Provence, 19 Januari 1839–Aix-en-Provence, 22 Oktober 1906) adalah pelukis Perancis yang hidup pada masa Post Impresionis. Karyanya merupakan peralihan dari konsep seni abad 19 menuju kebebasan mutlak seni di abad 20. Karyanya merupakan pemberontakan terhadap pakem impresionisme yang saat itu sedang populer dan menjadi inspirasi seniman pembaharu seperti gaya kubisme Picasso, meskipun gayanya sendiri belum bisa disebut kubisme. Karyanya juga menginspirasi seniman fauvisme.
Karya-karya Paul Cézanne memperlihatkan keahlian desain, warna, dan komposisi. Goresannya yang repetitif, sensitif, menggairahkan, dan mengeksplorasi mengesankan karakterisasi yang kuat. Beberapa sentuhan kuasnya sudah cukup menggambarkan keseluruhan objek yang kompleks dan abstraksi-abstraksi yang didapatkannya dari alam. Lukisan Cézanne juga memperlihatkan studi subjektif yang teliti, pencarian, dan eksplorasi mendalam terhadap persepsi visual manusia.
Paul Cézanne lahir di Aix-en-Provence, salah satu bagian dari daerah selatan Perancis pada tanggal 19 Januari 1839. Provence adalah wilayah dengan struktur geografis yang kompleks dan beragam, dengan banyak dataran tinggi dan gunung yang membentang hingga bagian timur dari lembah Rhone. Iklimnya panas dan kering saat musim panas, dan dingin saat musim dingin. Ketinggiannya bervariasi dari dataran rendah hingga puncak gunung yang cukup mengesankan, dengan diliputi hutan pinus dan tumbuhan di sekitar batu gunung. Suasana seperti ini sering muncul dalam karya-karya Cézanne.
Sejak kecil hubungan dengan ayahnya yang dikenal kasar tidak begitu baik. Hal ini bisa dilihat dari karya-karya awal Cézanne yang memperlihatkan ekspresi kemarahan dan frustrasi.
Masa 1859 hingga 1861 dihabiskan Cézanne untuk mendalami bidang hukum di Aix, dan mulai mengembangkan jiwa seninya lewat pelajaran seni. Ia kemudian memutuskan membangkang kepada keinginan ayahnya dengan berkonsentrasi penuh kepada seni dan meninggalkan Aix menuju Paris bersama sahabat karibnya Émile Zola pada tahun 1861. Namun ternyata ayahnya memberikan dukungan penuh, sehingga ia bisa meneruskan hidup dengan nyaman.
Di Paris, Cézanne bertemu Pissarro dan beberapa seniman Impressionists lain. Pengaruh Pissarro cukup besar dalam perkembangan karya Cézanne dan mereka kadang terlihat melukis bersama.
Karya awal Cézanne banyak menampilkan pemandangan, dengan banyak objek besar dan berat yang dilukis secara imajinatif. Kemudian karyanya berkembang menjadi lebih ringan dengan pengamatan langsung sebagai hasil dari pengaruh gaya impresionisme. Gaya Cézanne mirip dengan pendekatan arsitektural dalam rancang bentuk. Bidang pandang dipecah menjadi beberapa bagian kecil menjadi sudut pandang yang datar dengan beberapa sentuhan warna.
Salah satu kata-katanya yang terkenal "Aku ingin mereka ulang sudut pandang impresionisme menjadi lebih solid dan bertahan lama seperti karya-karya seni yang selama ini dipajang di museum". Hal ini seolah menggambarkan keteguhan untuk mengembangkan observasinya sendiri untuk menampilkan objek-objek di alam dengan metoda yang lebih akurat, termasuk dengan cara memecah permukaan objek menjadi goresan repetitif dan kecil. Cézanne memiliki kecenderungan untuk selalu memandang objek dalam bentuk dan sentuhan-sentuhan warna yang lebih sederhana untuk menampilkan informasi sebanyak mungkin.
Pendekatan geometris Cézanne ini memberikan pengaruh besar terhadap gaya kubisme Pablo Picasso, Georges Braque, dan Juan Gris. Jika karya-karya Kubisme disandingkan dengan karya-karya akhir Cézannete, akan terlihat hubungan langsung antara pengamatan Cézanne dengan pencapaian dalam Kubisme. Salah satu bagian penting dari kesamaan ini adalah kedalaman dan konsentrasi yang diterapkan Cézanne untuk memperlihatkan pengamatannya terhadap alam. Masing-masing kita memiliki penglihatan binokular. Sebagai akibatnya setiap individu akan memiliki dua sudut pandang sekaligus yang diolah menjadi konsep kedalaman ruang oleh bagian visual cortex otak. Konsep inilah yang digunakan Cézanne sekaligus menjadi pengaruh bagi gaya kubisme. Hanya saja kubisme mengembangkan konsep ini lebih lanjut dengan tidak hanya berusaha menggunakan dua sudut pandang, tetapi banyak sudut pandang sekaligus dalam satu karya.
Karya-karya Cézanne pertama kali dipamerkan di Salon des Refusés pada tahun 1863, tempat karya-karya yang ditolak oleh kurator Paris Salon. Paris Salon terus menerus menolak karyanya dari periode 1864 hingga 1869.
Cézanne jarang sekali memamerkan karyanya dan terus bekerja dalam keterasingan di Provençe, jauh dari Paris. Ia berkonsentrasi dalam tiga bidang: still life, lukisan pemandian, dan Montagne Sainte-Victoire, yang berulangkali menjadi objek lukisannya.
Meskipun sentuhan religius jarang sekali muncul dalam karyanya, ia tetap penganut Katolik yang taat. Ia berkata “Saat aku memberikan penilaian terhadap seni, Aku akan meletakkan karyaku di samping karya Tuhan seperti pohon atau bunga. Jika bertentangan, itu bukanlah seni.”
Bagi kalangan seni modern di abad 20, Cézanne adalah bapak konsep kesenian modern. Pablo Picasso memanggilnya "Bapak bagi kita semua".
Menjelang akhir hidupnya Cézanne bermusuhan dengan Zola akibat karya Zola yang dianggap melecehkan Cézanne di novel L'Œuvre (The Masterpiece, 1886) dan tidak pernah berbaikan kembali.
Pada 1906, Cézanne jatuh pingsan saat membuat lukisan di luar ruangan dalam keadaan badai. Seminggu kemudian, pada 22 Oktober, ia meninggal akibat pneumonia.
Pada 10 Mei 1999, lukisan Cézanne, Rideau, cruchon et compotier terjual seharga AS$60,5 juta, Lukisan keempat termahal untuk masa itu.

3.         Edgar Degas

Edgar Degas (lahir di Paris, 19 Juli 1834 – meninggal di Paris, 27 September 1917 pada umur 83 tahun), terlahir sebagai Hilaire-Germain-Edgar De Gas (ilɛʀ ʒɛʁmɛ̃ ɛdɡɑʀˈɡɑ), adalah seorang pelukis dan pematung dari Prancis. Ia dianggap sebagai pendiri impresionisme meskipun menolak istilah itu, dan lebih memilih disebut realis. Sebagai juru gambar berbakat, ia banyak dikenal dengan subyek tari, dan hampir separuh karyanya menggambarkan penari. Hal tersebut menunjukkan keahliannya dalam penggambaran gerakan, juga subyek perlombaan dan wanita telanjang. Potretnya dikenal akan kompleksitas psikologisnya dan penggambaran isolasi manusia.


La Classe de Danse (1875)
Di awal kariernya, ambisinya adalah menjadi pelukis bersejarah, panggilan yang untuk itu ia mempersiapkan diri dengan pendidikan akademik yang ketat dan belajar seni klasik secara dekat. Pada awal usia 30-an, ia berubah pikiran, dan dengan menjalankan metode tradisional pelukis bersejarah dengan menampilkan masalah subyek kontemporer, ia menjadi pelukis klasik jaman modern.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar